Dengan mengusung tema “Mulat Sarira” Mewujudkan Pendidikan Sanatana Dharma, Dinas Pendidikan dan Olah Raga Kabupaten Buleleng menggelar kegiatan dharma shanti yang diikuti oleh para pimpinan OPD serta para pimpinan sekolah dan guru di Kabupaten Buleleng. Kegiatan yang berlangsung di Gedung Kesenian Gde Manik.7/4, dibuka oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradanyana. Turut hadir Wakil Bupati Buleleng Nyoman Sutjidra dan Sekda Buleleng Dewa Ketut Puspaka. Sebagai narasumber Ida Pandita Mpu Jaya Acharyananda.
Bupati dalam sambutannya mengatakan perayaan Nyepi yang ditetapkan oleh leluhur orang Bali adalah kegiatan yang sangat luhur, diantaranya jika dikaitkan dengan makna penyelamatan lingkungan. Bumi dengan eart hour yang diberlakukan satu jam oleh WWF sudah mendapat sambutan yang gemanya luar biasa untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global, sedangkan Nyepi di Bali dilakukan seharian penuh sehingga dampaknya lebih besar dari apa yang sudah diadakan oleh WWF. “Karena itu perayaan Nyepi harus terus dipertahankan,” ucapnya.
Sementara terkait makna dharma shanti untuk mewujudkan pendidikan sanatana dharma, yaitu pendidikan yang berlandasakan keagamaan, diharapkan juga ditambahkan dengan nilai “nutana” yang bermakna kekinian dan dinamis. Sehingga capaian pendidikan yang dilandasi dharma juga dapat menjawab masalah kekinian agar tidak termarjinalkan.
Sebelumnya, Kadisdikpora Buleleng,Gede Suyasa daam laporannya mengatakan dharma shanti dilaksanakan setelah kegiatan Nyepi yang bertujuan untuk berkumpul, saling memaafkan, membangun hubngan simakrama yang lebih baik dimasa mendatang berdasarkan falsafah Tri Hita Karana. Tema Mulat Sarira, Mewujudkan Pendidikan Sanatana Dhrama dimaksud untuk introspeksi dan kontemplasi diri guna mewujudkan pendidikan yang abadi, kekal dan langgeng sepanjang hayat.(st)
https://bulelengkab.go.id